TUGAS TERMODINAMIKA
“Prinsip Kerja Transformator”
DISUSUN OLEH :
RIFAI AGUNG STYA PAMBUDI
K2513058
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. Selain itu energi di alam semesta
bersifat kekal, tidak dapat
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi
adalah perubahan energi dari satu bentuk
menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.
Hal ini erat hubungannya dengan penggunaan trafo/transformator. Dalam makalah
ini kami akan membahas system dan cara kerja transformator.
Seiring meningkatnya tuntutan manusia
akan kemudahan dalam proses penyaluran energi listrik, maka berbagai usaha akan
di tempuh dengan penerapan ilmu dan teknologi, usaha tersebut semakin mudah
dilakukan ketika manusia mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Berbagai
masalah yang dapat dijadikan implementasi adalah dari ilmu dan teknologi, salah
satunya dalam hal mengubah daya listrik AC dari satu level ke level yang lain
dalam suatu instalasi kelistrikan.
Proses kerja transformator telah menjadi
tinjauan yang penting dalam suatu instalasi listrik, pemakaian transformator
dalam suatu instalasi listrik menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh pada
kelangsungan dan kemajuan proses penyaluran energi listrik, beberapa hal yang
nampak mencolok dari hasil penggunaan transformator adalah beragam jenis
perangkat elektronik yang dapat digunakan pada instalasi listrik dengan
tegangan yang cukup tinggi.
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata
transformatie yang berarti perubahan.Transformer adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energilistrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana perbandingan tegangan antara
sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa dan bagaimana pengertian transformator
sejarah transformator ?
2.
Bagaimana prinsip kerja transformator dan jenis-jenis transformator ?
3.
Bagaimana konstruksi transformator ?
4.
Apa saja rugi-rugi pada transformator ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami pengertian
transformator dan sejarah transformator.
2.
Mengetahui dan memahami prinsip kerja
dan jenis-jenis transformator.
3.
Mengetahui dan memahami kontruksi
transformator.
4.
Mengetahui rugi-rugi yang ada di
transformator.
5.
Melengkapi tugas mata kuliah
termodinamika.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
dan Sejarah Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo”
sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC
pada satu level tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik tanpa merubah frekuensinya. Tranformator biasa
digunakan untuk mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan
AC). Selain itu, transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan,
sampling arus, dan juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua
atau lebih kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan
tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung.
Kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan primer) dan
kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila
terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut akan disebut sebagai
kumparan tersier, kuarter, dst.
Transformator bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
perubahan medan magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti
besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang timbulkan akan
mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka
akan mengalir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi sempurna
(100%), semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Bagian utama transformator adalah
dua buah kumparan yang keduanya dililitkan pada sebuah inti besi lunak. Kedua
kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan yang berbeda. Kumparan yang
dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut kumparan primer, sedangkan
kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.
Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC
(dialiri arus listrik AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus
yang mengalir tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu
berubah-ubah. Oleh karena itu, garis-garis gaya yang dilingkupi oleh kumparan sekunder
juga berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL induksi pada
kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan sekunder mengalir arus AC
(arus induksi).
Dalam perkembangannya sejarah transforamator tidak
langsung ditemukan begitu saja, butuh proses puluhan tahun untuk menemukan
transformator yang canggih seperti sekarang, secara singkat sejarah
transformator adalah sebagai berikut :
·
1831, Michael
Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan dari koil
lain.
·
1832, Joseph
Henry menemukan bahwa
perubahan flux yang
cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
·
1836, Nicholas
Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.
·
1850 – 1884, era
penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC
·
1885, Georges
Westinghouse & William
Stanley mengembangkan transformer berdasarkan generator AC.
·
1889, Mikhail
Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama.
2. Prinsip
Kerja Transformator dan Jenisnya.
Prinsip dasar
suatu transformator adalah
induksi bersama (mutual induction)
antara dua rangkaian yang
dihubungkan oleh fluks
magnet. Dalam bentuk
yang sederhana, transformator
terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi
secara magnet dihubungkan oleh
suatu path yang
mempunyai relaktansi yang
rendah. Kedua kumparan tersebut
mempunyai mutual induction
yang tinggi. Jika
salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
dengan kumparan yang
lain menyebabkan atau
menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan
induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada
induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam
bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber
dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik
antara rangkaian.Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common
magnetic circuit).
1.1 gambar prinsip kerja transformator
Dalam kehidupan sehari-hari
kita menggunakan berbagai jenis trafo/transformator ,semua jenis trafo yang
digunakan semuanya tidak lepas dari proses termodinamika . Berikut jenis-jenis
trafo yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari :
·
Trafo Radio
Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian
radio dan televisi dengan tegangan input 220 v/110 v dan tegangan output 48 v –
24 v step down.Dimensi pada trafo ini sangat kecil dan efisiensi rendah.
·
Trafo Pengukuran
Ø Current Transformer
Current transformer
mengukur aliran listrik
dan memberikan masukan
untuk
kekuasaan
transformer dan instrumen.
Current transformer baik
menghasilkan arus bolakbalik atau tegangan bolak-balik yang
sebanding dengan arus yang diukur. Ada dua tipe dasar transformator saat
ini: wound dan
toroida. Transformer wound
saat ini terdiri
dari integral belitan primer
yang dimasukkan secara
seri dengan konduktor
yang membawa arus
yang diukur. Toroidal atau berbentuk donat transformer saat ini tidak
mengandung belitan primer. Sebaliknya, kawat yang membawa arus threaded melalui
jendela di transformator toroida. Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka,
memungkinkan insersi sekitar konduktor listrik
konduktor tanpa mengganggu
sama sekali. Standar
industri untuk arus
sekunder CT adalah kisaran
0 hingga 5
ampli AC. Seperti
PTS, CTS dapat
dibuat dengan rasio
berliku kustom untuk memenuhi
hampir semua aplikasi.
Karena mereka "beban penuh"
arus sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasaya digambarkan dalam hal
beban penuh amp utama sampai 5 ampli, seperti ini:
-
600 : 5 ratio
(for measuring up to 600 A line current)
-
100 : 5 ratio
(for measuring up to 100 A line current)
-
1k : 5 ratio (for measuring up to 100 A line
current)
Ø Potential Transformer
Transformer juga
dapat digunakan dalam
sistem instrumentasi listrik.Karena transformer kemampuan untuk
meningkatkan atau turuntegangan dan arus, dan listrik isolasi yang mereka
berikan, mereka dapat berfungsi sebagaicara untuk menghubungkan peralatan
listrik tegangan tinggi, sistem tenaga arus tinggi.Misalkan kita ingin secara
akurat mengukur tegangan 13,8 kV sebuah power sistem.
Sekarang voltmeter
membaca fraksi yang
tepat, atau rasio,
dari sistem yang
sebenarnya tegangan, mengatur skala untuk membaca seolah-olah mengukur tegangan secara langsung.
Transformator instrumen menjaga tegangan pada tingkat yang aman dan mengisolasi
listrik dari sistem , sehingga tidak ada hubungan langsung antara saluran listrik dan instrumen atau
kabel instrumen. Ketika
digunakan dalam kapasitas
ini, trafo disebut
Potensi Transformer, atau hanya
PT. Potensial transformer dirancang
untuk memberikan seakurat
tegangan rasio stepdown
. Untuk membantu
dalam regulasi tegangan
yang tepat, beban
seminimal mungkin: voltmeter dibuat
untuk memiliki impedansi
masukan yang tinggi
sehingga menarik sedikit arus
dari PT .
Seperti yang anda
lihat,pada gambar 6.
sumbu telah terhubung
secara seri dengan gulungan
primer PT,untuk keselamatan dan kemudahan memutus tegangan dari PT.
Standar tegangan sekunder
untuk sebuah PT
adalah 120 volt
AC, untuk full-rated tegangan listrik. Rentang
voltmeter standar untuk menemani PT adalah 150 volt, skala penuh. PTS dengan
rasio berliku kustom dapat dibuat sesuaidengan aplikasi apapun. Ini cocok baik
untuk standarisasi industri
voltmeter yang sebenarnya
instrumen sendiri, karena
PT akan menjadi ukuran untuk
langkah sistem tegangan ke tingkat instrumen standar ini.
·
Trafo Tenaga
Trafo ini
biasanya digunakan pada
pemakaian daya dari
rumah tangga, sampai pembangkit transmisi dan distribusi
tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya transformer, antara lain :
Ø Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai,
Ø Biasanya
sumber jauh dari
pemakai sehingga perlu
tegangan tinggi (pada
jaringan transmisi),dan Kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang
bervariasi.
Selain kapasitas daya, dalam
pemilihan transformator distribusi kita juga harus mengetahui:
a.
Bushing
Bushing merupakan
salah satu komponen
pada transformator sebagai
tempat penghubung antara transformator dengan jaringan luar. Bushing
terbuat dari porselin, dimana porselin
ini berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor
(penghantar yang bertegangan) dengan tangki transformator.
b.
Sistem
Pendinginan
Dalam memilih
transformator kita harus
mengetahui system pendinginan
yang digunakan transformator tersebut.
c.
Peralatan
Proteksi
Transformator
Distribusi yang digunakan harus memiliki peralatan proteksi.
d.
Indikator
Indikator dalam
transformator digunakan untuk
mengetahui tinggi dari
permukaan minyak dan temperature / suhu minyak.
e.
Tap Changer
Tap Changer
adalah perubahan tegangan
dari satu tegangan ke
tegangan lain dilakukan dalam
keadaan tanpa beban (tegangan off) dan
dilakukan secara manual melalui sebuah tuas.
f.
Spesifikasi
Teknis Transformator
Untuk pemilihan
transformator perlu melihat
spesifikasi teknisnya, apakah transformator tersebut Step Up atau
transformator Step Down.
3. Konstruksi
Transformator
Komponen transformator terdiri dari dua bagian,
yaitu peralatan utama dan peralatan bantu. Peralatan utama
transformator terdiri dari:
a.
Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan
kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan
isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap
inti besi maupun
kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan
dalam minyak trafo
sebagai media
pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada
pada sisi sekunder.Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier.
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk
kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga untuk dipergunakan
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt.
b.
Inti Besi
Dibuat dari
lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk mempermudah jalan
fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini
juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.
c.
Minyak Trafo
Berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.Minyak trafo mempunyai sifat media pemindah panas
(disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power
transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti
besi transformator direndam dalam minyak-trafo.
Syarat suatu cairan
bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
Ø Ketahanan isolasi
harus tinggi ( >10kV/mm )
Ø Berat jenis
harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat.
Ø Viskositas yang rendah
agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Ø Tidak merusak bahan
isolasi padat
Ø Sifat kimia yang
stabil
Ø Bushing; sebuah
konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan
luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor
tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi
sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki
trafo.
Ø Tangki dan Konservator
(khusus untuk transformator basah); pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang
terendam minyak trafo ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo
distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang
berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak
pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian
minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Peralatan bantu
transformator terdiri dari :
a.
Peralatan Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan
timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas
keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa:
udara/gas, minyak dan air
b.
Tap Changer
yaitu suatu alat yang berfungsi untuk merubah kedudukan tap
(sadapan) dengan maksud mendapatkan tegangan keluaran yang stabil walaupun
beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada posisi tegangan tinggi
dari trafo pada posisi tegangan tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik dalam
keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load),
tergantung jenisnya.
c.
Peralatan Proteksi
Peralatan yang mengamankan trafo terhadap
bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi
transformator antara lain sebagai berikut:
Ø Rele Bucholz;
yaitu peralatan rele
yang dapat mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang
menimbulkan gas. Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung
singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke
tanah, busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena
terjadinya kontak yang kurang baik.
Ø Rele tekanan lebih
Peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan
pada transformator bila terjadi kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan an
langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
Ø Rele diferensial
Rele yang dapat
mendeteksi terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash over antara
kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun antar kumparan.
Ø Rele beban lebih
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan dengan menggunakan
sirkit simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia
terjadi gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan
menjatuhkan PMT.
Ø Rele arus lebih
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubunga singkat antar fasa
didalam maupun diluar daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini mempunyai
sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai
cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena
beban lebih atau gangguan hubung singkat.
Ø Rele fluks lebih
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan
tegangan dan frekwensi
Ø Rele tangki tanah
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator bila terjadi hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
Ø Rele gangguan tanah
terbatas
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah didalam daerah pengaman
transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh rele diferential.
Ø Rele termis
Rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya
panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele
ini adalah kenaikan temperatur.
Ø Fire Protection,
Transformator Tenaga
adalah salah satu peralatan yang cukup mahal yang terpasang di pusat pembangkit
dan Gardu Induk. Setiap Trafo Tenaga terisi dengan material yang mudah terbakar
dengan jumlah yang cukup besar, apabila tersulut dapat menjalarkan api ke
instalasi yang berdekatan. Oleh karena itu sangat perlu dilengkapi dengan
peralatan pengamannya. Kegagalan-kegagalan Trafo Tenaga umumnya disebabkan
oleh Break Down isolasi pada bagian internal Trafo. Adanya
energi busur listrik akan diikuti kenaikan temperatur dan tekanan yang sangat
cepat di dalam tangki Trafo. Terbakarnya minyak pada jumlah tertentu dapat
mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi kearah luar melalui kisaran bidang
tertentu dan dapat langsung diikuti nyala api.
Ø Peralatan Pernapasan
(Dehydrating Breather)
Ventilasi udara yang
berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap air. Karena pengaruh naik
turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan
memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk
ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
Ø Indikator
Untuk mengawasi selama
transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator yang
antara lain sebagai indicator penutupan tap, indicator permukaan
minyak, indicator system dingin, dan indicator suhu minyak.
4. Rugi-Rugi Transformator
Transformator dalam
penggunaanya juga mengalami kerugian, berikut beberapa kerugian yang terdapat
dalam transformator :
Ø Rugi Arus Pusar (eddy current)
Arus pusar
adalah arus yang
mengalir pada material inti
karena tegangan yang oleh
fluks. Arah pergerakan
arus pusar adalah
90terhadap arah
fluks. Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat
menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut
bahkan hingga membuat transformer terbakar.
untuk mengurangi efek
arus pusar maka
material inti harus
dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga
sesuai tebal yang diperlukan.
Ø Rugi Hysterisis
Rugi hysterisis
terjadi karena respon
yang lambat dari
material inti. Hal
ini terjadi karena masih
adanya medan magnetik
residu yang bekerja
pada material, jadi
saat arus eksitasi bernilai 0,
fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-lahan menuju 0.
Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir kembali atau dengan
kata lain arus sudah bernilai tidak
sama dengan 0
sehingga akan membangkitkan
fluks kembali.
Rugi
hysterisis ini memperbesar
arus eksitasi karena
medan magnetik residu mempunyai arah yang berlawanan dengan
medan magnet yang dihasilkan oleh arus
eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang
umum digunakan adalah besi silikon.
Ø Rugi Tembaga
Rugi tembaga
adalah rugi yang
dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang
digunakan sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh
adanya resistansi bahan.Besarnya arus
yang mengalir pada kumparan berpengaruh terhadap besarnya rugi konduktor, dengan kata lain besarnya
beban mempengaruhi besarnya nilai kerugian.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Transformator atau yang lebih dikenal dengan trafo
adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui
gandengan magnit dan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik,dimana
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus
dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan
arusnya.
Beberapa alasan
digunakannya transformator, antara lain
:
ü kebutuhan pemakai beban
memerlukan tegangan yang bervariasi
ü Biasanya sumber jauh
dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi (Pada jaringan
transmisi).
ü Tegangan yang
dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan pemakai.
Penggunaan transformator
dalam bidang kelistrikan berarti termasuk juga merupakan salah satu dari
pengaplikasian termodinamika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaanya
trafo juga menghasilakan sebuah panas, meskipun tidak dapat dilihat secaara
langsung, tapi dari penjelasan-penjelasan di atas kita dapat meengetahui jika
transformator dapat dimasukan dalam aplikasi termodinamika.
b.
Saran
Tranformator / transformer /
trafo adalah alat yang canggih dan sangat berguna, namun dalam menggunakan
tansforamtor hendaknya kita harus cermat dan wajib berhati-hati, karena
transformator digunakan dalam menentukan tegangan listrik. Listrik yang
terdapat dalam transformatorr sangatlah besar, sehingga kita tetap di tuntut
untuk berhati-hati dalam penggunaanya. Kurang cermat sedikit saja, akibat yang
di timbulkan sangat fatal.
DAFTAR
PUSTAKA
S Warsito.1992.Teknik Arus Searah.Karya Utama.Jakarta