Minggu, 31 Mei 2015

Termodinamika

TUGAS TERMODINAMIKA
“Prinsip Kerja Transformator”


DISUSUN OLEH :
RIFAI AGUNG STYA PAMBUDI
K2513058

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara  alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di   alam   semesta   bersifat   kekal,   tidak   dapat   dibangkitkan   atau dihilangkan,  yang  terjadi  adalah  perubahan  energi  dari  satu  bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan penggunaan trafo/transformator. Dalam makalah ini kami akan membahas system dan cara kerja transformator.
Seiring meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan dalam proses penyaluran energi listrik, maka berbagai usaha akan di tempuh dengan penerapan ilmu dan teknologi, usaha tersebut semakin mudah dilakukan ketika manusia mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Berbagai masalah yang dapat dijadikan implementasi adalah dari ilmu dan teknologi, salah satunya dalam hal mengubah daya listrik AC dari satu level ke level yang lain dalam suatu instalasi kelistrikan.
Proses kerja transformator telah menjadi tinjauan yang penting dalam suatu instalasi listrik, pemakaian transformator dalam suatu instalasi listrik menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan dan kemajuan proses penyaluran energi listrik, beberapa hal yang nampak mencolok dari hasil penggunaan transformator adalah beragam jenis perangkat elektronik yang dapat digunakan pada instalasi listrik dengan tegangan yang cukup tinggi.
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti perubahan.Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energilistrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
B.      Rumusan Masalah
1.      Apa dan bagaimana pengertian transformator sejarah transformator ?
2.      Bagaimana prinsip kerja transformator  dan jenis-jenis transformator ?
3.      Bagaimana konstruksi transformator ?
4.      Apa saja rugi-rugi pada transformator ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian transformator dan sejarah transformator.
2.      Mengetahui dan memahami prinsip kerja dan jenis-jenis transformator.
3.      Mengetahui dan memahami kontruksi transformator.
4.      Mengetahui rugi-rugi yang ada di transformator.
5.      Melengkapi tugas mata kuliah termodinamika.













BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian dan Sejarah Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo” sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang  mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah frekuensinya. Tranformator biasa digunakan untuk mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain itu, transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus, dan juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung.  Kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan primer) dan kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang timbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan sekunder.  Jika efisiensi sempurna (100%), semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Bagian utama transformator adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan pada sebuah inti besi lunak. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan yang berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut kumparan primer, sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.
Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC (dialiri arus listrik AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, garis-garis gaya yang dilingkupi oleh kumparan sekunder juga berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan sekunder mengalir arus AC (arus induksi).
Dalam perkembangannya sejarah transforamator tidak langsung ditemukan begitu saja, butuh proses puluhan tahun untuk menemukan transformator yang canggih seperti sekarang, secara singkat sejarah transformator adalah sebagai berikut :
·         1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan dari koil lain.
·         1832,  Joseph  Henry  menemukan  bahwa  perubahan  flux  yang  cepat  dapat  menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
·         1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.
·         1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC
·         1885,  Georges  Westinghouse  &  William  Stanley  mengembangkan  transformer berdasarkan generator AC.
·         1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama.

2.      Prinsip Kerja Transformator dan Jenisnya.
Prinsip  dasar  suatu  transformator  adalah  induksi  bersama (mutual  induction)  antara dua  rangkaian  yang  dihubungkan  oleh  fluks  magnet.  Dalam  bentuk  yang  sederhana, transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet  dihubungkan  oleh  suatu  path  yang  mempunyai  relaktansi  yang  rendah.  Kedua kumparan  tersebut  mempunyai  mutual  induction  yang  tinggi.  Jika  salah  satu  kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang  dihubungkan  dengan  kumparan  yang  lain  menyebabkan  atau  menimbulkan  ggl  (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
            Perlu diingat bahwa hanya  tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian.Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common magnetic circuit).


1.1  gambar prinsip kerja transformator
Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan berbagai jenis trafo/transformator ,semua jenis trafo yang digunakan semuanya tidak lepas dari proses termodinamika . Berikut jenis-jenis trafo yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari :
·         Trafo Radio
 Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi dengan tegangan input 220 v/110 v dan tegangan output 48 v – 24 v step down.Dimensi pada trafo ini sangat kecil dan efisiensi rendah.
·         Trafo Pengukuran
Ø  Current Transformer
Current  transformer   mengukur  aliran  listrik  dan  memberikan  masukan  untuk
kekuasaan  transformer  dan  instrumen.  Current  transformer  baik  menghasilkan  arus  bolakbalik atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan arus yang diukur. Ada dua tipe dasar transformator  saat  ini:  wound  dan  toroida.  Transformer  wound  saat  ini  terdiri  dari  integral belitan  primer  yang  dimasukkan  secara  seri  dengan  konduktor  yang  membawa  arus  yang diukur. Toroidal atau berbentuk donat transformer saat ini tidak mengandung belitan primer. Sebaliknya, kawat yang membawa arus threaded melalui jendela di transformator toroida. Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka, memungkinkan insersi sekitar konduktor listrik  konduktor  tanpa  mengganggu  sama  sekali.  Standar  industri  untuk  arus  sekunder  CT adalah  kisaran  0  hingga  5  ampli  AC.  Seperti  PTS,  CTS  dapat  dibuat  dengan  rasio  berliku kustom  untuk  memenuhi  hampir  semua  aplikasi.  Karena mereka  "beban  penuh"  arus sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasaya digambarkan dalam hal beban penuh amp utama sampai 5 ampli, seperti ini:
-          600 : 5 ratio (for measuring up to 600 A line current)
-          100 : 5 ratio (for measuring up to 100 A line current)
-          1k   : 5 ratio (for measuring up to 100 A line current)
Ø  Potential Transformer
Transformer  juga  dapat  digunakan  dalam  sistem  instrumentasi  listrik.Karena transformer kemampuan untuk meningkatkan atau turuntegangan dan arus, dan listrik isolasi yang mereka berikan, mereka dapat berfungsi sebagaicara untuk menghubungkan peralatan listrik tegangan tinggi, sistem tenaga arus tinggi.Misalkan kita ingin secara akurat mengukur tegangan 13,8 kV sebuah power sistem.
Sekarang  voltmeter  membaca  fraksi  yang  tepat,  atau  rasio,  dari  sistem  yang  sebenarnya tegangan, mengatur skala untuk membaca seolah-olah  mengukur tegangan secara langsung. Transformator instrumen menjaga tegangan pada tingkat yang aman dan mengisolasi listrik dari sistem , sehingga tidak ada hubungan langsung  antara saluran listrik dan instrumen atau kabel  instrumen.  Ketika  digunakan  dalam  kapasitas  ini,  trafo  disebut  Potensi  Transformer, atau hanya PT. Potensial  transformer  dirancang  untuk  memberikan  seakurat  tegangan  rasio  stepdown  .  Untuk  membantu  dalam  regulasi  tegangan  yang  tepat,  beban  seminimal  mungkin: voltmeter  dibuat  untuk  memiliki  impedansi  masukan  yang  tinggi  sehingga  menarik  sedikit arus  dari  PT  .  Seperti  yang  anda  lihat,pada  gambar  6.  sumbu  telah  terhubung  secara  seri dengan gulungan primer PT,untuk keselamatan dan kemudahan memutus tegangan dari PT. Standar  tegangan  sekunder  untuk  sebuah  PT  adalah  120  volt  AC,  untuk  full-rated tegangan listrik. Rentang voltmeter standar untuk menemani PT adalah 150 volt, skala penuh. PTS dengan rasio berliku kustom dapat dibuat sesuaidengan aplikasi apapun. Ini cocok baik untuk  standarisasi  industri  voltmeter  yang  sebenarnya  instrumen  sendiri,  karena  PT  akan menjadi ukuran untuk langkah sistem tegangan ke tingkat instrumen standar ini.
·         Trafo Tenaga
Trafo  ini  biasanya  digunakan  pada  pemakaian  daya  dari  rumah  tangga,  sampai pembangkit transmisi dan distribusi tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya transformer, antara lain :
Ø  Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan pemakai,
Ø  Biasanya  sumber  jauh  dari  pemakai  sehingga  perlu  tegangan  tinggi  (pada  jaringan transmisi),dan Kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang bervariasi.

Selain kapasitas daya, dalam pemilihan transformator distribusi kita juga harus mengetahui:
a.       Bushing
Bushing  merupakan  salah  satu  komponen  pada  transformator  sebagai  tempat penghubung antara transformator dengan jaringan luar. Bushing terbuat dari porselin, dimana porselin  ini  berfungsi  sebagai  penyekat  antara  konduktor  (penghantar  yang  bertegangan) dengan tangki transformator.
b.      Sistem Pendinginan
Dalam  memilih  transformator  kita  harus  mengetahui  system  pendinginan  yang digunakan transformator tersebut.
c.       Peralatan Proteksi
Transformator Distribusi yang digunakan harus memiliki peralatan proteksi.
d.      Indikator
Indikator  dalam  transformator  digunakan  untuk  mengetahui  tinggi  dari  permukaan minyak dan temperature / suhu minyak.
e.       Tap Changer
Tap  Changer  adalah  perubahan  tegangan  dari  satu  tegangan  ke  tegangan  lain dilakukan dalam keadaan tanpa beban (tegangan off)  dan dilakukan secara manual melalui sebuah tuas.
f.       Spesifikasi Teknis Transformator 
Untuk  pemilihan  transformator  perlu  melihat  spesifikasi  teknisnya,  apakah transformator tersebut Step Up atau transformator Step Down.

3.      Konstruksi Transformator
Komponen transformator terdiri dari dua bagian, yaitu peralatan utama dan peralatan bantu. Peralatan utama transformator terdiri dari:
a.       Kumparan Trafo

Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering  juga untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
b.      Inti Besi



Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.

c.       Minyak Trafo

Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.Minyak trafo mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah  sebagai berikut:
Ø  Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
Ø   Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
Ø  Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Ø  Tidak merusak bahan isolasi padat
Ø   Sifat kimia yang stabil
Ø  Bushing; sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
Ø  Tangki dan Konservator (khusus untuk transformator basah); pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Peralatan bantu transformator terdiri dari :
a.       Peralatan Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat  rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas, minyak dan air
b.      Tap Changer
yaitu suatu alat yang berfungsi untuk merubah kedudukan tap (sadapan) dengan maksud mendapatkan tegangan keluaran yang stabil walaupun beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada posisi tegangan tinggi dari trafo pada posisi tegangan tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
c.       Peralatan Proteksi
Peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai berikut:
Ø  Rele Bucholz;
yaitu peralatan rele yang dapat mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke tanah, busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya kontak yang kurang baik.
Ø  Rele tekanan lebih
Peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada transformator bila terjadi kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
Ø  Rele diferensial
Rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
Ø  Rele beban lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan dengan menggunakan sirkit simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia terjadi gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan menjatuhkan PMT.
Ø  Rele arus lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubunga singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
Ø  Rele fluks lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan tegangan dan frekwensi
Ø  Rele tangki tanah
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
Ø  Rele gangguan tanah terbatas
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh rele diferential.
Ø  Rele termis
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
Ø  Fire Protection,
Transformator Tenaga adalah salah satu peralatan yang cukup mahal yang terpasang di pusat pembangkit dan Gardu Induk. Setiap Trafo Tenaga terisi dengan material yang mudah terbakar dengan jumlah yang cukup besar, apabila tersulut dapat menjalarkan api ke instalasi yang berdekatan. Oleh karena itu sangat perlu dilengkapi dengan peralatan pengamannya. Kegagalan-kegagalan Trafo Tenaga umumnya disebabkan oleh Break Down isolasi pada bagian internal Trafo. Adanya energi busur listrik akan diikuti kenaikan temperatur dan tekanan yang sangat cepat di dalam tangki Trafo. Terbakarnya minyak pada jumlah tertentu dapat mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi kearah luar melalui kisaran bidang tertentu dan dapat langsung diikuti nyala api.
Ø  Peralatan Pernapasan (Dehydrating Breather)
Ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.


Ø  Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator yang antara lain sebagai indicator penutupan tap, indicator permukaan minyak, indicator system dingin, dan indicator suhu minyak.

4.      Rugi-Rugi Transformator
Transformator dalam penggunaanya juga mengalami kerugian, berikut beberapa kerugian yang terdapat dalam transformator :
Ø  Rugi Arus Pusar (eddy current)
Arus  pusar  adalah  arus  yang  mengalir  pada  material inti  karena  tegangan  yang oleh  fluks.  Arah  pergerakan  arus  pusar  adalah  90terhadap  arah  fluks. Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan hingga membuat transformer terbakar.  untuk  mengurangi  efek  arus  pusar  maka  material  inti  harus  dibuat  tipis  dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai tebal yang diperlukan.
Ø  Rugi Hysterisis
Rugi  hysterisis  terjadi  karena  respon  yang  lambat  dari  material  inti.  Hal  ini  terjadi karena  masih  adanya  medan  magnetik  residu  yang  bekerja  pada  material,  jadi  saat  arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-lahan menuju 0. Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir kembali atau dengan kata lain arus sudah  bernilai  tidak  sama  dengan  0  sehingga  akan  membangkitkan  fluks  kembali. Rugi  hysterisis  ini  memperbesar  arus  eksitasi  karena  medan  magnetik  residu mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet  yang dihasilkan oleh arus eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang umum digunakan adalah besi silikon.
Ø  Rugi Tembaga
Rugi  tembaga  adalah  rugi  yang  dihasilkan  oleh  konduktor/tembaga  yang  digunakan sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.Besarnya  arus yang mengalir pada kumparan berpengaruh terhadap besarnya  rugi konduktor, dengan kata lain besarnya beban mempengaruhi besarnya nilai kerugian.

BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
Transformator atau yang lebih dikenal dengan trafo adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui gandengan magnit dan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Beberapa alasan digunakannya transformator, antara lain :
ü  kebutuhan pemakai beban memerlukan tegangan yang bervariasi
ü  Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi (Pada jaringan transmisi).
ü  Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan pemakai.
Penggunaan transformator dalam bidang kelistrikan berarti termasuk juga merupakan salah satu dari pengaplikasian termodinamika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaanya trafo juga menghasilakan sebuah panas, meskipun tidak dapat dilihat secaara langsung, tapi dari penjelasan-penjelasan di atas kita dapat meengetahui jika transformator dapat dimasukan dalam aplikasi termodinamika.
b.      Saran
Tranformator / transformer / trafo adalah alat yang canggih dan sangat berguna, namun dalam menggunakan tansforamtor hendaknya kita harus cermat dan wajib berhati-hati, karena transformator digunakan dalam menentukan tegangan listrik. Listrik yang terdapat dalam transformatorr sangatlah besar, sehingga kita tetap di tuntut untuk berhati-hati dalam penggunaanya. Kurang cermat sedikit saja, akibat yang di timbulkan sangat fatal.

DAFTAR PUSTAKA
S Warsito.1992.Teknik Arus Searah.Karya Utama.Jakarta


















0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Favorites